Pasar Pattallassang Sarat Nilai Budaya Yang Masih Bersifat Sakral

Pasar Pattallasang adalah salah satu pasar tradisional  yang terletak di ibu kota Kab. Takalar yaitu di Kel. Pattallassang Kec. Pattallassang sesuai dengan namanya. Pasar Pattallassang termasuk salah satu pasar tradisional yang sangat ramai dikunjungi dan termasuk salah satu pasar tradisional tertua yang ada di Kab. Takalar.

Pasar Pattallassang hanya beroperasi sekali dalam empat hari sehingga membuat orang-orang harus menghafal dan pandai menghitung jadwal empat hari sekali itu untuk dapat berkunjung. Di Pasar Pattallassang dapat kita temui berbagai kebutuhan sehari-hari seperti, lauk-pauk, sayur-mayur, rempah-rempah, pakaian dan lainnya.

Pasar yang jadi salah satu tujuan warga pattallassang dan sekitarnya itu, mulai beraktivitas dari pukul 06.00 pagi sampai 12.00 Wita siang. Selain untuk membeli kebutuhan sehari-hari selama empat hari ke depannya, Pasar Pattallassang juga merupakan pasar yang sarat dengan nilai budaya yang masih bersifat sakral.

Orang-orang mempercayai bahwa pasar tersebut memiliki nilai keberkahan tersendiri. Hal itu, sesuai dengan namanya‘Pattallassang’yang berarti ‘tempat kehidupan’ sehingga dipercayai apa yang dibawa ke sana akan selalu tahan lama dan berberkah. Sebagai buktinya, masyarakat yang baru membeli sesuatu, baik itu kendaraan, atau apa saja yang baru dimiliki selalu menyempatkan diri membeli ‘Picuru’ atau berkah berupa ‘unti te’ne’ atau pisang raja  di Pasar Pattallassang dengan berharap agar apa yang baru dibeli dan dibawa ke Pasar Pattallassang bisa bertahan dan berberkah untuk digunakan.

Selain itu. Pasar Pattallassang juga dijadikan wadah janji ‘tinjak’pada saat ada keluarga yang sakit biasanya berjanji atau ‘tinjak’, kalau sembuh akan mengunjungi Pasar Pattallasang sekadar makan coto atau membeli pisang goreng dan burangasa’(kue tradisional dari kacang ijo).Hal ini karena masyarakat pattallassang dan sekitarnya mempercayai jika ada keluarganya yang sakit dan sudah dijanji akan dibawa ke Pasar Pattallasang, maka penyakit itu akan sembuh.

Bukan itu saja, ritual di setiap 10  Muharram masyarakat pattallassang dan sekitarnya selalu berlimpah ruah mengunjungi Pasar Pattallassang hanya sekadar untuk membeli timba dan sapu yang dipercayai agar rejeki bisa melimpah.

Kepercayaan itu bukan saja tertanam pada warga pattallassang dan sekitarnya, tetapi bahkan sampai ke luar daerah seperti warga Kab. Gowa, Makassar, Jeneponto dsb yang sengaja berkunjung ke Pasar Pattallassang untuk memenuhi hajatan dan mencari keberkahan di Pasar Pattallassang.

Oleh karena itu, Pasar Pattallasang adalah salah satu aset budaya nusantara yang harus dilestarikan. Sarat nilai budaya yang bersifat sakral itulah yang menyebabkan Pasar Pattallassang selalu ramai dikunjungi dan menjadi salah satu pusat perputaran roda perekonomian yang sangat berpengaruh di Kabupaten Takalar.

Penulis : Susanti, S.Pd

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*